PARIWISATA PULAU SAMOSIR

Written by: Marthogi Lumbantoruan

Satu tempat wisata yang cukup terkenal di Tanah Sumatera yakni Pulau Samosir dan Danau Toba. Sebuah pulau vulkanik, yang terbentuk akibat letusan gunung berapi ribuan tahun lalu. Letak pulau ini pun gampang dikenali karena tepatnya berada di tengah Danau Toba dan pulau ini merupakan asal muasal leluhur suku Batak .
Perjalanan menuju Samosir ini ditempuh menggunakan kapal motor atau kapal Ferry, selama 30 menit dari Parapat. Perjalanan juga bisa ditempuh dengan kendaraan melalui jembatan yang dibangun Belanda dari daerah bernama Tele di Tano Ponggol di daerah Panguruan. Bila perjalanan ditempuh sendiri, uang yang harus dikeluarkan pun sekitar Rp 20 ribu, dengan menunggu waktu yang sudah ditentukan oleh pemilik kapal sesuai dengan trip masing - masing kapal
Indahnya pemandangan di sekitar danau pun tampak terlihat dari kapal. Perbukitan membentang di sepanjang danau. Dari atas kapal kita dapat menyaksikan batu gantung dari kejauhan yang konon merupakan jelmaan dari seorang wanita cantik putri dari seorang Raja yang menolak di nikahkan dengan seorang pemuda pilihan orang tuanya dan memilih lari dengan anjing kesayangannya yang berujung tragis di batuan yang terjal tersebut. Hingga kini batu hitam memanjang dan sebongkah batu lainnya terlihat menggantung di bukit di area Batu Loting.. Lalu setelah sampai di Pulau Samosir terdapat makam Raja Sidabutar dengan keluarganya yang hanya berjarak kurang lebih 150 meter dari arah pelabuhan tempat kapal bersandar. Di makam sang raja yang telah berusia 500 tahun pun terdapat pahatan yang terbuat dari batu dan kayu yang sudah berusia ratusan hingga ribuan tahun, dan di area yang hampir sama juga terdapat attraksi patung yang terbuat dari kayu yang bisa digerakkan mengikuti irama Goddang ( music tradisional Suku Batak ). Konon patung tersebut adalah jelmaan dari putra raja yang menderita suatu penyakit yang sangat parah hingga tidak bisa disembuhkan oleh tabib manapun hingga ajal menjemputnya, sehingga sang raja pun memerintahkan agar dibuatkan sebuah patung yang mirip dengan anaknya tersebut dan harus bisa bergerak seperti manusia, ketika sang raja rindu melihat anaknya maka diadakanlah suatu pagelaran "Goddang Sabangunan" yang diiringi dengan Tortor dan diikuti oleh patung anaknya tersebut dengan cara digerakkan oleh tali temali dan seluruh masyarakat negeri sang raja bergembira ria. Dengan demikian terobatilah kerinduan sang Raja terhadap anak kesayangannya ( saat ini disebut Tortor Sigalegale )

Sebelum memasuki komplek makam, setiap pengunjung diwajibkan memakai Ulos / kain khas Suku Batak.,yang bertujuan menghormati arwah yang ada di makam sekaligus memelihara kesakralan tempat tersebut. Beberapa banjar tempat duduk telah tersedia di areal kompleks makam, dan pengunjung sambil duduk , bisa mendengarkan penjelasan sejarah dari pemandu lokal yang memang disediakan untuk mendampingi setiap pengunjung
Sekedar informasi bahwa Raja Oppu Sidabutar adalah raja pertama yang memegang kekuasaan di seluruh daerah Pulau Samosir Di komplek makam ini juga terdapat beberapa makam yang terbuat dari batu, antara lain makam Raja Sidabutar I dan II. Makam mereka pun bisa dibuka dengan menggeser penutupnya yang terbuat dari batu alam, akan tetapi hal ini sangat jarang dilakukan,kecuali pada hari- hari yang sangat tertentu bagi keturunan sang raja. Konon pada tahun 1960- an, makam Raja Sidabutar I pernah dibuka oleh keturunannya dan makam Raja Sidabutar II pada 1981-an, kerangka kedua raja ini masih utuh,”, tentu hal ini bukan untuk konsumsi publik, hanya dihadiri oleh keturunan sang Raja
Di pulau yang menjadi kabupaten tersendiri sejak January 2004 lalu, terdapat pula museum sejarah dan budaya Suku Batak. Disamping keindahan alam yang sangat menakjubkan , tentunya pasar yang menjual cinderamata pun banyak terdapat di sekitaran area Pulau Samosir.Yang tentu saja menawarkan aneka kerajinan tangan dengan harga yang bervariasi,, tergantung kamampuan kantong anda